Selasa, 02 Oktober 2012

PEMBELAJARAN TAI & CIRC


Pembelajaran Team-Assisted Individualization (TAI) and Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
  1. Team-Assisted Individualization (TAI)
Dasar pemikiran
Pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe TAI mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Dasar pemikiran dibalik individualisasi pengajaran adalah bahwa siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, keterampilan dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagaian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut. Dan akan gagal memperoleh manfaat. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi tersebut, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu saja.
Dalam pembelajaran TAI, semua siswa berada dalam kelompok, bukan dalam sesi-sesi pelajaran individu. Individualitas dalam pengajaran di kelas menuntut biaya yang terkait dengan efisiensi. Waktu yang dihabiskan untuk memeriksa materi dan mengelola program juga merupakan waktu yang paling banyak dihabiskan. Pembelajaran TAI dirancang untuk mengatasi masalah pengajaran individu yang dilakukan dengan metode mengajaran individual. Dengan mengelompokkan siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dengan menghadapi masalah, saling memberikan dorongan untuk maju.
Unsur-unsur Program
1)      Teams. Siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 orang
2)      Tes penempatan. Siswa diberikan tes pra-program sesuai dengan bidang yang akan dipejari.
3)      Materi-materi Kurikulum. Siswa bekerja sesuai dengan materi yang dipahaminya.
4)      Belajar Kelompok. Siswa membentuk kelompok; siswa membaca panduan panduan dan bekerja dalam kelompok; hasil kerja siswa diperiksa oleh teman yang lain; yang menyelesaikan pekerjaaan mengikuti tes formatif; hasil tes diperiksa oleh tim lain.
5)      Skor Tim dan Rekognisi Tim. Guru menghitung skor tim
6)      Kelompok pengajaran. Guru menjelaskan pengajaran selama 10-15 menit kepada siswa perwakilan dari masing-masing kelompok
7)      Tes fakta. Siswa diberi tes seminggu dua kalo, namun seblumnya diberi lembaran-lembaran untuk dipelajari di rumah.
8)      Unit keseluruhan kelas. Setiap tiga minggu sekali dilakukan pengajaran secara menyeluruh.
Kelebihan
1)      Meningkatkan hasil belajar
2)      Meningkatkan motivasi belajar pada siswa
3)      Mengurangi perilaku yang mengganggu
4)      Membantu siswa yang lemah
Kekurangan
1)      Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran
2)      Dengan jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami kesulitan  dalam memberikan bimbingan kepada siswa
 2. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Dasar pemikiran
CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Karena membaca dan menulis jarang tersentuh oleh pembelajaran TAI, sedangkan pada mata pelajaran lain sering digunakan.
Pengajaran CIRC difokuskan pada kurikulum dan pada metode pengajaran merupakan upaya untuk memperkenalkan teknik terbaru dalam melakukan pelajaran membaca dan menulis. Dalam penerapannya juga merupakan kolaborasi pengajaran individu dengan pembelajaran kelompok. mengkombinasikan kelompok pengajaran homogen dan kelompok kerja heterogen ternyata juga praktis untuk membaca dan menulis.
CIRC dikembangkan berdasarkan analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran membaca, menulis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil yang menjadi tujuan dalam proses pengembangan CIRC adalah:
1)      Tindak Lanjut. Yang menonjol dalam pembelajaran membaca adalah penggunaan kelompok membaca yang terdiri atas siswa-siswa dengan kemampuan awal yang sama. Dasar pemikiran utama untuk penggunaan kelompok dengan kemampuan homogen dalam pelajaran membaca adalah adalah bahwa siswa perlu memiliki materi-materi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Namun, penggunaan kelompok membaca menimbulkan masalah, yaitu siswa yang lain yang berada di dalam kelas yang sama harus diberi kegiatan lain. Kegiatan yang tidak banyak menuntut tuntutan pengarahan yang banyak dari guru.
Fokus utama kegiatan CICR sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Siswa yang bekerja sama dalam kelompok, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, agar dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai; pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.
2)      Membaca Lisan. Membaca dengan suara keras merupakan bagian yang menjadi strandar dari sebagian besar program CIRC. Kegiatan ini memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan membaca yang pada kelas tradisional siswa memiliki sedikit sekali waktu untuk membaca dengan suara keras. Atau bahkan dalam kelas trasional, siswa yang membaca diganggun oleh siswa yang lain. Dan tujuan pengajaran CIRC ini adalah untuk lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca. Bagaimana siswa lain tidak mengganggu dan menyibukkan diri untuk merespon apa yang dibacakan temannya.
3)      Kemampuan Memahami Bacaan. Kegiatan membaca biasanya lebih menekannkan pemahaman secara harfiah ketimbang pemahaman secara interpretatif dan logis. Penelitian mengakatan bahwa pembaca yang buruk adalah tidak memiliki strategi pemahaman dan kontrol metakognitif dari kegiatan membaca yang dilakukan. Ini akan menjadi sia-sia, namun untuk itulah dilakuakan CIRC. Dalam CIRC digunakan tim-tim kooperatif untuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.
4)      Menulis dan Seni Berbahasa. Waktu yang terhabiskan di sekolah lebih kepada pelajaran yang terfokus secara terpisah, dan sedikit sekali waktu yang dialokasikan untuk pelajaran menulis. Salah satu tujuan CIRC terhadap pelajaran menulis dan seni berbahasa adalah merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi pendekatan proses menulis dan seni berbahasa yang banyak memanfaatkan kehadiran siswa yang lain. Siswa menyunting karangan mereka dengan kolaborasi erat dengan taman satu tim.
Unsur-unsur Program
1)      Kelompok Membaca. Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari dua tau tiga orang siswa.
2)      Tim. Siswa dibagi ke dalam kelompok membaca, yang selanjutnya pasangan tersebut dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan dari dua kelompok membaca sesuai kemampuan membaca. Misalnya sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok membca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok tingkat rendah.
3)      Kegiatan yang Berhubungan dengan Cerita. Guru memberikan bacaan kepada siswa, cerita diperkenalkan dan didiskusikan baik bahan bacaan maupun novel. Dalam kelompok guru menentukan tujuan dari membaca, memperkenalkan kosa kata baru, mengulang kosa kata lama, mendiskusikan cerita. Setelah cerita diperkenalkan, ssiwa diberikan paket cerita untuk siswa lakukan saat guru sedang tidak bekerja di kelompok mereka. Terdiri dari:
a)      Membaca berpasangan. (b) Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita, (c) Mengucapkan kata-kata dengan keras, (d) Makna kata, (e) Menceritakan kembali cerita dan (f) Ejaan
4)      Pemeriksaan Pasangan. Jika pasangan siswa telah menyelesaikan kegiatan membacanya, kemudian siswa memberikan formulir tugas yang mengindikasikan mereka telah selesai melakukannya. Setelahnya siswa diberi tugas  membaca yang dilakukan sesuai kemampuan mereka dengan menggunakan waktu tambahan untuk membaca independen.
5)      Tes. Diakhir periode, siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita. Diminta menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk setiao kosa kata dan diminta untuk membacaka daftar kata-kata dengan keras kepada guru.
6)      Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan. Siswa menerima pengajaran langsung dalam kemampuan khusus memahami bacaan seperti mengidentifikasi gagasan utama, memahami hubungan sedehana dan membuat kesimpulan.
7)      Seni berbahasa dan menulis Terintegrasi. Penekanannya pada hal menulis, dan kemampuan mekanika bahasa diperkenalkan sebagai tambahan khusus terhadap pengajaran menulis.
8)      Membaca independen dan Buku Laporan. Siswa diminta untuk membaca buku yang ditukar sesuai dengan pilihan mereka minimal sekitar dua puluh menit setiap malamnya.
Kelebihan
1)   Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
2)   Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
3)   Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
4)   Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaan
5)   Membantu siswa yang lemah
6)   Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk pemecahan masalah
Kekurangan
1)   Pada saat presentasi hanya peserta didik yang aktif yang tanya.
2)   Banyak memboroskan waktu.
3)   Persiapan yang perlu dilakukan guru yang akan menggunakan
model pembelajaran kooperatif cukup rumit.
4)   Pengelolaan kelas dan pengoganisasian peserta didik lebih sulit.
5)   Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik bahasan meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Rate this:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar