Pembelajaran Team-Assisted Individualization (TAI) and
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
- Team-Assisted Individualization (TAI)
Dasar pemikiran
Pembelajaran
kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Slavin. Tipe TAI mengkombinasikan
keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini
dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh
karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan
masalah. Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara individual
belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas
oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Dasar
pemikiran dibalik individualisasi pengajaran adalah bahwa siswa memasuki kelas
dengan pengetahuan, keterampilan dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru
menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan
ada sebagaian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari
pelajaran tersebut. Dan akan gagal memperoleh manfaat. Siswa lainnya mungkin
malah sudah tahu materi tersebut, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat
sehingga waktu mengajar yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu saja.
Dalam
pembelajaran TAI, semua siswa berada dalam kelompok, bukan dalam sesi-sesi
pelajaran individu. Individualitas dalam pengajaran di kelas menuntut biaya
yang terkait dengan efisiensi. Waktu yang dihabiskan untuk memeriksa materi dan
mengelola program juga merupakan waktu yang paling banyak dihabiskan.
Pembelajaran TAI dirancang untuk mengatasi masalah pengajaran individu yang
dilakukan dengan metode mengajaran individual. Dengan mengelompokkan siswa
bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab
mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dengan
menghadapi masalah, saling memberikan dorongan untuk maju.
Unsur-unsur Program
1)
Teams. Siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5 orang
2)
Tes penempatan. Siswa diberikan tes pra-program sesuai dengan bidang yang akan
dipejari.
3)
Materi-materi Kurikulum. Siswa bekerja sesuai dengan materi yang dipahaminya.
4)
Belajar Kelompok. Siswa membentuk kelompok; siswa membaca panduan panduan dan
bekerja dalam kelompok; hasil kerja siswa diperiksa oleh teman yang lain; yang
menyelesaikan pekerjaaan mengikuti tes formatif; hasil tes diperiksa oleh tim
lain.
5)
Skor Tim dan Rekognisi Tim. Guru menghitung skor tim
6)
Kelompok pengajaran. Guru menjelaskan pengajaran selama 10-15 menit kepada
siswa perwakilan dari masing-masing kelompok
7)
Tes fakta. Siswa diberi tes seminggu dua kalo, namun seblumnya diberi
lembaran-lembaran untuk dipelajari di rumah.
8)
Unit keseluruhan kelas. Setiap tiga minggu sekali dilakukan pengajaran secara
menyeluruh.
Kelebihan
1)
Meningkatkan hasil belajar
2)
Meningkatkan motivasi belajar pada siswa
3)
Mengurangi perilaku yang mengganggu
4)
Membantu siswa yang lemah
Kekurangan
1)
Dibutuhkan waktu yang lama untuk membuat dan mengembangkan perangkat
pembelajaran
2)
Dengan jumlah siswa yang besar dalam kelas, maka guru akan mengalami kesulitan
dalam memberikan bimbingan kepada siswa
2.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Dasar
pemikiran
CIRC
singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Compotition, termasuk
salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya
merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis yaitu sebuah
program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis
untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Karena membaca dan menulis jarang
tersentuh oleh pembelajaran TAI, sedangkan pada mata pelajaran lain sering
digunakan.
Pengajaran
CIRC difokuskan pada kurikulum dan pada metode pengajaran merupakan upaya untuk
memperkenalkan teknik terbaru dalam melakukan pelajaran membaca dan menulis.
Dalam penerapannya juga merupakan kolaborasi pengajaran individu dengan
pembelajaran kelompok. mengkombinasikan kelompok pengajaran homogen dan
kelompok kerja heterogen ternyata juga praktis untuk membaca dan menulis.
CIRC
dikembangkan berdasarkan analisis masalah-masalah tradisional dalam pengajaran
membaca, menulis, seni berbahasa. Isu-isu prinsipil yang menjadi tujuan dalam
proses pengembangan CIRC adalah:
1)
Tindak Lanjut. Yang menonjol dalam pembelajaran membaca adalah penggunaan
kelompok membaca yang terdiri atas siswa-siswa dengan kemampuan awal yang sama.
Dasar pemikiran utama untuk penggunaan kelompok dengan kemampuan homogen dalam
pelajaran membaca adalah adalah bahwa siswa perlu memiliki materi-materi yang
sesuai dengan kemampuan mereka. Namun, penggunaan kelompok membaca menimbulkan
masalah, yaitu siswa yang lain yang berada di dalam kelas yang sama harus
diberi kegiatan lain. Kegiatan yang tidak banyak menuntut tuntutan pengarahan yang
banyak dari guru.
Fokus
utama kegiatan CICR sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak
lanjut menjadi lebih efektif. Siswa yang bekerja sama dalam kelompok, yang
dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, agar dapat memenuhi tujuan
yang akan dicapai; pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan.
2)
Membaca Lisan. Membaca dengan suara keras merupakan bagian yang menjadi
strandar dari sebagian besar program CIRC. Kegiatan ini memberikan pengaruh
yang positif terhadap kemampuan membaca yang pada kelas tradisional siswa
memiliki sedikit sekali waktu untuk membaca dengan suara keras. Atau bahkan
dalam kelas trasional, siswa yang membaca diganggun oleh siswa yang lain. Dan
tujuan pengajaran CIRC ini adalah untuk lebih meningkatkan kesempatan siswa
untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca.
Bagaimana siswa lain tidak mengganggu dan menyibukkan diri untuk merespon apa
yang dibacakan temannya.
3)
Kemampuan Memahami Bacaan. Kegiatan membaca biasanya lebih menekannkan
pemahaman secara harfiah ketimbang pemahaman secara interpretatif dan logis.
Penelitian mengakatan bahwa pembaca yang buruk adalah tidak memiliki strategi
pemahaman dan kontrol metakognitif dari kegiatan membaca yang dilakukan. Ini
akan menjadi sia-sia, namun untuk itulah dilakuakan CIRC. Dalam CIRC digunakan
tim-tim kooperatif untuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan
yang dapat diaplikasikan secara luas.
4)
Menulis dan Seni Berbahasa. Waktu yang terhabiskan di sekolah lebih kepada
pelajaran yang terfokus secara terpisah, dan sedikit sekali waktu yang
dialokasikan untuk pelajaran menulis. Salah satu tujuan CIRC terhadap pelajaran
menulis dan seni berbahasa adalah merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi
pendekatan proses menulis dan seni berbahasa yang banyak memanfaatkan kehadiran
siswa yang lain. Siswa menyunting karangan mereka dengan kolaborasi erat dengan
taman satu tim.
Unsur-unsur Program
1)
Kelompok Membaca. Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari dua tau tiga
orang siswa.
2)
Tim. Siswa dibagi ke dalam kelompok membaca, yang selanjutnya pasangan tersebut
dibagi ke dalam tim yang terdiri dari pasangan dari dua kelompok membaca sesuai
kemampuan membaca. Misalnya sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok
membca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok tingkat rendah.
3)
Kegiatan yang Berhubungan dengan Cerita. Guru memberikan bacaan kepada siswa,
cerita diperkenalkan dan didiskusikan baik bahan bacaan maupun novel. Dalam
kelompok guru menentukan tujuan dari membaca, memperkenalkan kosa kata baru,
mengulang kosa kata lama, mendiskusikan cerita. Setelah cerita diperkenalkan,
ssiwa diberikan paket cerita untuk siswa lakukan saat guru sedang tidak bekerja
di kelompok mereka. Terdiri dari:
a)
Membaca berpasangan. (b) Menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa
cerita, (c) Mengucapkan kata-kata dengan keras, (d) Makna kata, (e)
Menceritakan kembali cerita dan (f) Ejaan
4)
Pemeriksaan Pasangan. Jika pasangan siswa telah menyelesaikan kegiatan
membacanya, kemudian siswa memberikan formulir tugas yang mengindikasikan
mereka telah selesai melakukannya. Setelahnya siswa diberi tugas membaca
yang dilakukan sesuai kemampuan mereka dengan menggunakan waktu tambahan untuk
membaca independen.
5)
Tes. Diakhir periode, siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita. Diminta
menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk setiao kosa kata dan diminta untuk
membacaka daftar kata-kata dengan keras kepada guru.
6)
Pengajaran Langsung dalam Memahami Bacaan. Siswa menerima pengajaran langsung
dalam kemampuan khusus memahami bacaan seperti mengidentifikasi gagasan utama,
memahami hubungan sedehana dan membuat kesimpulan.
7)
Seni berbahasa dan menulis Terintegrasi. Penekanannya pada hal menulis, dan
kemampuan mekanika bahasa diperkenalkan sebagai tambahan khusus terhadap
pengajaran menulis.
8)
Membaca independen dan Buku Laporan. Siswa diminta untuk membaca buku yang
ditukar sesuai dengan pilihan mereka minimal sekitar dua puluh menit setiap
malamnya.
Kelebihan
1)
Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
2)
Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang
3)
Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok
4)
Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaan
5)
Membantu siswa yang lemah
6)
Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal yang berbentuk
pemecahan masalah
Kekurangan
1)
Pada saat presentasi hanya peserta didik yang aktif yang tanya.
2)
Banyak memboroskan waktu.
3)
Persiapan yang perlu dilakukan guru yang akan menggunakan
model pembelajaran kooperatif cukup rumit.
model pembelajaran kooperatif cukup rumit.
4)
Pengelolaan kelas dan pengoganisasian peserta didik lebih sulit.
5)
Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik bahasan
meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Rate
this:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar